Pemuda Asal Malang Raup Cuan Lewat Budidaya Lobster

0
94

BI-Konsisten menekuni budidaya lobster air tawar ternyata tidak menjadi usaha yang sia-sia bagi Satrio Suryo. Pemuda asal Kota Malang itu berhasil meraup cuan dari budidaya lobster air tawar.

Setiap minggu, Satrio menjual antara 50-100 kg lobster air tawar. Per kilogram lobster air tawar dibanderol dengan harga berkisar antara Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu. Harga tersebut bergantung ukuran lobster.

Lobster hasil budidaya ini dipasarkan Satrio ke restoran dan hotel di wilayah Malang maupun luar daerah. Selain itu, lobster air tawar ini juga dipasarkan melalui marketplace. Guna memenuhi permintaan tersebut, Satrio juga bekerja sama dengan mitra maupun peternak lobster lain di wilayah Malang.

“Kirimnya juga ke beberapa daerah lain di luar Jawa Timur, seperti di Bali, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah,” ujarnya saat ditemui awak media di kediamannya, Jalan Terusan Wijaya Kusuma, Kecamatan Lowokwaru, Minggu (1/9/2024).

Satrio sendiri pertama menekuni budidaya lobster air tawar sejak tahun 2006. Dalam menjalankan usahanya, Satrio memanfaatkan kolam yang ada di halaman rumahnya.

“Setelah breeding dan belajar pengembangan, pada akhirnya berhasil membudidyakan lobster air tawar ini,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk membudidayakan lobster air tawar terbilang cukup mudah. Dimulai dari menyiapkan sepasang indukan lobster yang kemudian dikawinkan. Proses perkawinan diperkirakan memakan waktu sekitar satu minggu.

“Setelah dikawinkan itu akan bertelur dan tinggal ditunggu selama satu bulan telurnya akan berubah jadi buraya. Nah, pada minggu ke-3, sebelum telur berubah jadi buraya, indukan harus dipindah di tempat khusus, bisa pakai bak plastik atau akuarium,” terangnya.

“Ketika sudah menjadi buraya itu nanti kita pindah ke kolam pembesaran. Nanti tinggal nunggu beberapa bulan hingga besar dan siap dipasarkan,” sambungnya.

Satrio menjelaskan, bisa menghasilkan telur antara 300 sampai 500 butir dalam sekali perkawinan. Dari jumlah ini, persentase keberhasilan hingga telur berkembang menjadi dewasa mencapai 70%.

“Yang bisa bertahan 70%. Untuk yang 30% gagal ini biasanya karena saling memakan sama saudaranya, dan ada juga yang gagal saat proses ganti kulit,” kata dia.

Lebih lanjut menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar lobster tidak mudah mati. Mulai dari kebersihan kolam, filterisasi, arus air, hingga penyediaan sheltershelter untuk persembunyian lobster.

“Untuk ketinggian airnya juga pendek aja. Sebab, kalau terlalu tinggi oksigen nggak bisa masuk ke bawah. Sedangkan, lobster kan didasar nggak bisa naik ke permukaan, seperti ikan,” tandasnya.**

Leave a reply