Sri Mulyani: Ketidakpastian Tinggi, Ekonomi Global Melambat

0
87

BI – Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar di Kantor Bank Indonesia (BI), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memaparkan kondisi terbaru perekonomian global. Dalam paparannya, dia menyoroti meningkatnya tingkat ketidakpastian yang telah mengakibatkan perlambatan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi global telah mengalami perlambatan yang signifikan seiring dengan meningkatnya tingkat ketidakpastian dan perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi antara berbagai negara.

Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 sekitar 3%, yang diikuti dengan perkiraan perlambatan menjadi 2,9% pada tahun 2024.

Sri Mulyani juga memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi di Amerika Serikat, yang masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada tahun 2023, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan sektor jasa. Di sisi lain, perekonomian China mengalami perlambatan akibat pelemahan konsumsi dan krisis di sektor properti.

Pada sisi inflasi, tekanan diperkirakan akan tetap tinggi karena kenaikan harga energi dan pangan sebagai akibat eskalasi konflik geopolitik serta fenomena El Nino. Oleh karena itu, suku bunga moneter di negara-negara maju, termasuk Fed Fund Rate (FFR), diperkirakan akan tetap berada pada tingkat tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti kenaikan suku bunga global yang diperkirakan akan diikuti oleh kenaikan yield obligasi tenor jangka panjang di negara-negara maju. Hal ini berpotensi memicu aliran keluar modal asing dari pasar emerging market ke negara-negara maju, yang pada gilirannya akan menguatkan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya.

Meskipun perekonomian global penuh ketidakpastian, KSSK telah memastikan bahwa situasi di Indonesia tetap terkendali, dengan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga di kuartal III-2023. Sri Mulyani menyatakan keyakinan bahwa perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh baik dan berdaya tahan.

Dia juga mengharapkan bahwa konsumsi swasta akan terus tumbuh kuat, terutama dengan keyakinan konsumen yang masih tinggi, inflasi yang terkendali, dan adanya aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu. Selain itu, percepatan belanja APBN diharapkan dapat mendorong konsumsi pemerintah dan menjaga daya beli masyarakat. Investasi, baik di sektor bangunan maupun non-bangunan, juga diperkirakan akan meningkat sejalan dengan proyek-proyek strategis nasional yang sedang berjalan.

Sri Mulyani mengakui bahwa ekspor Indonesia telah mengalami pelemahan, sesuai dengan tren yang dialami oleh banyak negara sejalan dengan perlambatan ekonomi global. Namun, dia optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 akan tetap terjaga pada tingkat 5,1%.

Leave a reply